Orang jawa punya peribahasa bila ada asap pasti ada apinya, begitu pula dengan keberadaan suatu negara ,propinsi,kabupaten bahkan sampai desa pun juga mempunyai sejarah atau legenda yang dijadikan suatu cerita tentang keberadaanya dapat diterima melalui suatu bukti sejarah ataupun melalui cerita dari orang tua yang diwariskan secara turun temurun, meskipun untuk pembuktianya sangat sulit karena mengingat minimnya bukti yang berupa fakta maupun bukti sejarah lainya sebagai bahan pendukung. Biasanya sejarah suatu tempat dalam hal ini desa bisa dilihat dari kebudayaannya.
Kebudayaan yang berkembang di masyarakat sangatlah bervariasi, baik itu berupa benda, dongeng, ataupun takhayul-takhayul, dan semua itu adalah peninggalan dari nenek moyang kita. Kebudayaan orang Jawa terhadap salah satu kebiasaan menjadi sebuah kepercayaan yang dianut dan diyakini keberadaannya.
Kepercayaan terhadap salah satu bentuk budaya yang berbentuk benda yang dapat kita jumpai adalah adanya suatu keberadaan makam. Makam pada dasarnya adalah tempat tinggal atau kediaman (KBBI, 2005: 237). Pada masyarakat Jawa pada umumnya makam menjadi tempat yang sakral dan penuh dengan nilai-nilai magis dan mistis yang mengacu pada hal-hal yang ghaib/takhayul yang berkembang dan mendarah daging pada masyarakat. Kondisi ini sudah menjadi budaya yang turun temurun dari nenek moyang sampai sekarang ini.

@cah-kisik
Sebagai salah satu contoh, makam Mbah Kopek yang berada di desa Waluyo, kecamatan Buluspesantren, kabupaten Kebumen tepatnya Rt 03 Rw 03 merupakan makam yang terkenal dan menjadi tempat utama bagi para peziarah yang mendatanginya. Keberadaan makam Mbah Kopek di Desa Waluyo kecamatan Buluspesantren terkenal tidak hanya di daerah itu sendiri, melainkan luar daerah juga mengetahui kemasyuran makam Mbah Kopek. Nama asli dari Mbah Kopek adalah Nyai Ageng Selasih, nama asli tersebut baru saja diketahui oleh masyarakat Desa Waluyo tanggal 6 Februari 2023 kemarin, sebelumnya memang sudah banyak yang bertanya-tanya terkait nama asli bliau, namun belum ada yang mengetahui, sampai tanggal 6 kemarin ceritanya ada salah satu masyarakat dari dzuriyah(keluarga) juru kunci makam yang dikasih tahu lewat mimpi.
Mbah Kopek(Nyai Ageng Selasih) adalah orang yang membuka hutan belantara yang luas dan kosong. Hutan tersebut dibabad hanya dengan menggunakan selendang, selendang yang dipakainya dikibaskan untuk membakar hutan. Setelah dikibaskan muncul api dari selendang tersebut yang kemudian membakar hutan dan menjadi padang yang luas yang sampai saat ini menjadi Desa Waluyo ini.
Daftar Pustaka
Poerwadarminta. 2005. Kamus Umum Bahasa Indonesia: Balai Pustaka.
Cerita yang beredar dimasyarakat.